Rabu, 27 Oktober 2010

Ayahku Nomor Satu di Dunia

Beliau tak pernah sedikit pun menceritakan kelelahannya karena seharian bekerja. Hanya senyum pengharapan dan pengharapan yang terus ia tunjukan disetiap ia menatapku. Ayahku ayah yang hebat. Tetap terlihat gagah walau uban tlah perlahan-lahan mengganti rambutnya yang hitam. Ayanku ayah yang hebat. Yang terus optimis, walau kadang batin menangis.
“Yah, jika aku dapat mengabulkan permintaan ayah, Ayah ingin apa?”
“Ayah ingin kamu menjadi anak kebanggaan ayah”
“Caranya?”
“Bersenanglah ketika kamu memperoleh nilai baik karena kerajinannmu, dan bersedihlah ketika kamu memperoleh nilai baik karena kecerdasanmu”
I love you Dad, I miss U…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar