Minggu, 31 Oktober 2010

A Vision of Effective Islamic Education

Islamic society is founded on the principles of belief and righteous conduct. Islamic religious instruction, in the recent centuries, has been taught primarily as a body of information, rather than as a body of experiences.They will become moral individuals by cultivating their minds and hearts, and by having opportunities to actually see and apply Islamic values in practice.
The pervasive influence of secular materialism and its value system seriously challenges religious-minded individuals and communities. Islamic education must be able to produce Muslim youth that are able to identify, understand and then work cooperatively to solve the problems that face their community and the world in which they live and for which they are responsible. This, I believe, is the most effective form of Islamic da’wah.
This vision, in fact, is not really a "new vision," but rather a "renewed vision" of Islamic education. This is the challenge of modern-day Islamic education. The vision of Islamic education presented here makes a fundamental distinction between teaching about "Islam" and teaching about "being Muslim.". Finally, in order to achieve the goals of Islamic education it is essential to gain the active involvement of parents.
In developing our approach, we should not hesitate to benefit from recent educational research.. Effective Islamic teaching and learning must also be integrated. It must encompass and engage the whole child, spiritually, emotionally, socially, intellectually and physically. In addition, Islamic teaching and learning should be integrative across a broad range of topics and in its treatment of these topics. It should be integrative across time and place as well as integrative across the curriculum. It must integrate knowledge, beliefs, and values with action and application. Most important of all, effective Islamic teaching and learning must be value-based. By focusing on values and by considering the ethical dimensions of topics, Islamic education becomes a powerful vehicle for character and moral development, thus achieving its real purpose. Educators must realize that every aspect of the teaching-learning experience conveys values to students and provides opportunities for them to learn about values. From the selection of content, materials and activities, to the arrangement of the classroom, to class rules and management style, students are exposed to and learn values. Teachers must therefore develop a better awareness of their own values and how those values influence their behavior as role-models and what students ultimately learn from these experiences about themselves, about others and about Islam. Students must be challenged to thoughtfully examine the topics they are studying, to participate assertively in group discussions, to work productively in cooperative learning activities, and to come to grips with controversial issues. Such activities and experiences will help foster the skills needed to produce competent Muslims who are capable of presenting and defending their beliefs and principles effectively.
Finally, effective Islamic teaching and learning must be active.These are the key factors for effective Islamic teaching and learning. The vision of effective Islamic teaching and learning set forth here is based on a dynamic, rather than static, view of Islam and Islamic education. This view is rooted in the belief that the mission of Islam is to positively affect and transform the world, and that the purpose of Islamic education is to prepare young men and women who are capable of carrying out this mission—emotionally, morally, and intellectually.

Rabu, 27 Oktober 2010

Pantaskah Aku Seperti Ini

Kau titipkan aku pada bumi dengan segala isinya
Kau dewasakan aku melalui peristiwa yang terjadi di hidupku
Mengingatmu kadang aku tak mau
Kadang aku menulikan diri ketika mendengar seruanMu,
Kadang membutakan diri melihat kedzaliman di sekitarku
Dan aku hanya membisu ketika mereka menyerukan asmaMu

Siapakah aku?
Pantaskah aku seperti ini?
Aku memang tak tau diri
Gila dunia lupa pencipta
Jika ingat terkadang aku sok lupa

Dalam relungku aku mengadu
Aku ingin menjadi hambamu yang dewasa
Yang mampu mentadzaburi dunia
Yang selalu merasa cintamu dimanapun aku berada

Tanpa Laki-Laki Keriting

Ada gadis kecil berkepang dua sedang melamun karena kucing kesayangannya mati kemarin siang. Dia sulit menerima kenyataan harus kehilangan kucing kesayangannya, tapi apa boleh buat Si Kucing tak dapat hidup lagi. Lalu, gadis berkepang dua pergi kerumah neneknya untuk menghapus kekecewaan hatinya. Sesampainya disana gadis kecil berkepang dua bertmu dengsn laki-laki kriting. Laki-laki kriting itu Nampak manis, lucu, dan menggoda. Baru saja setengah hari gadis berkepang dua itu menghabiskan waktu dengan laki-laki berambut kriting. Namun, ternyata pesona lebih besar daipada keindahan parasnya. Gadis berkepang dua serasa terhipnotis, dan melalui fase-fase kritis kehilangan kucing kesayangannya. Gadis berkepang dua tidak sedih lagi dan dia terus bermain dengan laki-laki berambut kriting.
“Laki-laki berambut kritig, besok aku mau pulang ke kota kamu ikut tidak?”
“Sebenarnya aku ingin ikut tapi pasti aku tidak boleh orang tuaku”
“Klau kamu tidak ikut, aku bagaimana?”
“Kamu tinggal saja disini bersama nenekmu dan aku akn berjanji setia menemanimu bermain”
“Benarkah?”
“Percayalah padaku, apakah selama ini aku pernah membohongimu?”
“Tidak”
“Maka dari itu, tinggalah di desa bersamaku”
Gadis berkepang dua pun tinggal di desa bersama nenek dan ditemani laki-laki berambut keriting itu. Lambat laun gadis itu pun terbiasa dan mersa nyaman dengan kehidupanya di desa.
Suatu hari, gadis berkepang dua mendapat telepon dari ayahnya. Ayahnya berkata”Li, papah kangen sama lili, mamah juga.Oh iya, Papah ada Rocky baru buat Lili. Rockynya lucu banget kayak Lili. Lili ikut papah mamah di kota ya?”Lili bingung harus pindah ke kota atau tetap bermain dengan laki-laki berambut keriting itu. Gadis berkepang dua itu terlalu nyaman dengannya. Akan tetapi Gadis berkepang dua sangat saying dengan kucing.
Beberapa hari ini laki-laki berambut kriting sering mmbuat gadis berkepang dua sedih. Malam itu laki-laki kriting mengajak Lili bermain di taman. Mereka berlari-larian dan memetik berbagai bunga yang indah disana. Hingga akhirnya mereka temukan bunga mawar putih yang sangat indah. Lili sangat ingin bunga itu untuknya, tapi laki-laki kriting itu ternyata juga ingin bunga mawar putih itu. Akhirnya dengan berat hati gadis berkepang dua itu pun mengalah. Sore harinya, laki-laki berambut kriting itu mengajak Lili ke sawah. Mereka mencari serangga untuk melewatkan waktu bermain mereka. Lili pun mendapat banyak serangga yang imut dan lucu. Akan tetapi laki-laki kriting itu tak satu pun ia dapat.Lili membagi serangga yang ia dapat kepada laki-laki kriting itu. Akan tetapi laki-laki itu meminta serangga yang tidak dibagi oleh Lili.
“Apa mau laki-laki kriting ini?” piker Lili. Lili sudah banyak mengalah tapi untuk hal ini Lili sungguh tak mau. Serangga yang ada di tangan Lili sangat indah melebihi keindahan lakil-laki berambut kriting.
Lama-lama Lili bosan untuk terus mengalah dan ia memtuskan pulang ke kota menemui papah,mamah, dan kucing pengganti Rocky.
Laki-laki berambut kriting sangat sedih. Apa pun itu,sesedih-sedihnya laki-laki berambut kriting, disisi lain laki-laki itu adalah laki-laki yang menggunakan 9 logika dan 1 perasaan. Tak lama ditinggal Lili, lali-laki kriting itu sudah kembali bermain dengan teman-temannya. Dia masih menggunakan lagu lama untuk menarik pehatian teman-temannya.
Lili yang telah berada di kota ternyata juga merasakan kehilangan. Lili sudah punya Rocky baru. Selain itu Lili mempunyai papah dan mamah yang sangat menyayanginya.

Ayahku Nomor Satu di Dunia

Beliau tak pernah sedikit pun menceritakan kelelahannya karena seharian bekerja. Hanya senyum pengharapan dan pengharapan yang terus ia tunjukan disetiap ia menatapku. Ayahku ayah yang hebat. Tetap terlihat gagah walau uban tlah perlahan-lahan mengganti rambutnya yang hitam. Ayanku ayah yang hebat. Yang terus optimis, walau kadang batin menangis.
“Yah, jika aku dapat mengabulkan permintaan ayah, Ayah ingin apa?”
“Ayah ingin kamu menjadi anak kebanggaan ayah”
“Caranya?”
“Bersenanglah ketika kamu memperoleh nilai baik karena kerajinannmu, dan bersedihlah ketika kamu memperoleh nilai baik karena kecerdasanmu”
I love you Dad, I miss U…..

Senja

Tlah mati rasa pada Sang siang
Tak mengharap datangnya bulan
Ketakutan menatap matahari
Hanya nyanyaian rumput ilalang
Yang tertiup angin dan membawanya nyaman
Dicaci karena keambiguannya
Dipuji karena keteduhannya

Senja,
Terserah Kau hendak dekat atau pergi
Senja akan seperti itu saja
Bagaimana pun dia adalah senja yang tegar
Hinamu takkan ciutkan nyalinya
Omong kosongmu takkan jadikan dia terluka

Pencipta senja slalu menjaga senja
Takan biarkan dia terluka
Mendewasakan lewat peristiwa
Mengirim burung-burung untuk bernyanyi bersamanya

Sahabatku

Di ingatan ini tak pernah hilang
Ketika itu kita tujukan pandangan kita pada hamparan langit biru
Perlahan-lahan aku menggores warna merah
Kau pun melanjutkan goresanku dengan warna jingga
Tak terasa spectrum warna indah itu tercipta

Ingatkah engkau akan pelangi itu
Kini ia tak sempurna karena hilangnya sosokmu
Gelap malam tlah menutupnya
Deras hujan tlah mengubur keindahannya

Aku terus merenung sampai datang pagi
Aku terus menanti indahnya warna itu datang lagi
Dengan sedikit titik air hujan
Dengan sedikit awan putih
Dengan setengah sudut siku-siku
Marilah kita ciptakan kembali mimpi- mimpi indah itu

Minggu, 24 Oktober 2010

Melangkah Tanpa Bulan

Cahaya itu pernah menguatkanku
Tapi kini aku tlah temukan matahari yang harus aku genggam dan terima cahayanya yang perkasa
Ini bukan inginku, tapi kau yang minta
Keharuman aroma malamMu takkan mampu menyatu denganku
Walaupun aku tak inginkan ini

Terimakasih telah menjadi hujan disaat aku tak berpayung
Denga tetes hujan malammu
Perlahan kau ciptakan imunitas bagi tubuhku
Sekarang biarkan aku
Melangkah tanpa bulan